Rabu, 31 Agustus 2011

MENGAJAK TEMANNYA UNTUK MEMBANTU


MENGAJAK TEMANNYA UNTUK MEMBANTU

Saluran pipa membuat Bruno si manusia ember kehilangan pekerjaannya. Pablo merasa sangat prihatin melihat sahabatnya itu sampai harus mengemis-ngemis minuman di bar. Karena itulah Pablo berencana untuk menemui Bruno. Bruno, saya  datang kesini untuk meminta bantuanmu. Bruno meluruskan bahunya yang bongkok. Matanya yang tampak kelam pun mengecil. Jangan menghina saya ya, kata Bruno. Tidak, saya datang kesini bukan untuk menghina kamu,kata Pablo. Justru saya mau menawarkan peluang bisnis yang amat bagus. Dua tahun lamanya saya bekerja untuk bisa menyelesaikan pembangunan pipa saya  yang pertama.  Tapi, dalam masa dua tahun tersebut saya belajar banyak hal. Saya jadi lebih paham di tempat mana saja sebaliknya saya harus mencangkul dan menggali. Saya juga mengerti di mana saja sebaiknya pipa-pipa itu harus dipasang. Dan selama saya bekerja, saya juga rajin mencatat mengenai semua itu. Oleh karena itu, sekarang ini saya sudah mampu mengembangkan suatu cara yang lebih baik untuk membangun saluran-saluran pipa lainnya. Sebetulnya, bisa saja saya membangun saluran pipa itu sendirian dalam waktu setahun. Tetapi rasanya, untuk apa saya menghabiskan waktu satu tahun hanya untuk membangun satu saluran pipa itu. Rencana saya adalah mengajari kamu dan yang lain-lainnya cara-cara membangun pipa. Nantinya, kamu dan yang lain-lainnya itu mengajarkan lagi kepada orang-orang baru lainnya lagi. Begitulah seterusnya…..sampai suatu saat nanti setiap desa di wilayah ini memiliki saluran pipa. Lalu, saluran pipa ini menyebar ke setiap desa, di Negara kita. Dan bahkan akhirnya, pipa-pipa ini aka nada disetiap desa diseluruh dunia. Coba saja kamu renungkan, kata Pablo melanjutkan,  kita nantinya bisa mengutip sejumlah uang untuk setiap gallon air yang dialirkan melalui saluran-saluran pipa air tersebut. Semakin banyak air yang mengalir melalui saluran-saluran pipa, semakin banyak uang yang akan masuk ke kantong kita. Pipa yang baru saya buat ini sebenarnya bukanlah akhir dari suatu cita-cita. Justru pipa saya itu merupakan awal dari cita-cita. Akhirnya Bruno menyadari juga betapa besar potensi bisnis yang ditawarkan sahabatnya itu. Dia tersenyum sambil mengasongkan tangannya yang lecet-lecet itu kepada sahabatnya. Mereka berjabatan tangan kemudian berpelukan. Bagaikan dua orang sahabat lama yang sudah lama tidak berjumpa.

0 komentar:

Posting Komentar

About

Blog Archive

Mengenai Saya

surabaya, jawatimur, Indonesia

Followers

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes