Rabu, 31 Agustus 2011

PABLO MANUSIA SALURAN PIPA


PABLO MANUSIA SALURAN PIPA

Bruno saya punya rencana, kata Pablo keesokan harinya saat mereka mengambil ember-ember dan berangkat menuju ke sungai. Daripada kita mondar-mandir membawa –bawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa penny perhari kenapa kita tidak sekalian saja membuat sebuah saluran dari sungai ke desa kita. Bruno menghentikan langkahnya seketika. Saluran pipa! Ide dari mana itu? Seru Bruno. Kita kan sudah mempunyai pekerjaan yang sangat bagus, Pablo. Saya bisa membawa seratus ember sehari. Dengan upah satu penny perember, berarti penghasilan kita bisa satu dolar perhari! Saya akan menjadi orang kaya! Dan pada akhir minggu, saya bisa membeli sepatu baru. Pada akhir bulan saya bisa membeli seekor sapi. Dan pada akhir bulan ke enam, saya sudah bisa membangun sebuah gubuk baru. Tidak ada pekerjaan semenguntungkan ini didesa ini. Pada akhir minggu kita dapat libur. Dan setiap tahun, kita juga berhak cuti selama dua minggu dengan gaji utuh. Kita akan memiliki kehidupan yang layak! Jadi buang jauh-jauh pikiran untuk membangun saluran pipa.
Tapi Pablo tidak mudah putus asa. Ia dengan sabaar menerangkan tentang rencana pembuatan pipa salurannya kepada sahabatnya itu. Akhirnya Pablo memutuskan untuk bekerja paruh waktu. Ia tetap bekerja mengangkat ember-ember air. Separuh waktunya serta diakhir minggu dia luangkan untuk membangun saluran pipanya. Dari awal, dia sudah menyadari bahwa akan sangat sulit baginya untuk menggali saluran di tanah yang mengandung batu karang itu. Ia pun menyadari, lantaran upahnya itu berdasarkan jumlah ember yang diangkutnya, maka penghasilannya pun otomatis menurun. Dia paham benar bahwa dibutuhkan waktu satu tahun atau bahkan dua tahun, sebelum saluran pipanya bisa menghasilkan Sesuatu yang berarti. Tetapi Pabli yakin akan impian dan cita-citanya. Karena itu, ia terus giat bekerja. Bruno dan orang-orang desa yang lainnya mulai mengejek Pablo. Dia menyebutnya Pablo si manusia saluran pipa. Bruno yang berpenghasilan hampir dua kali lipat dari Pablo, terus membangga banggakan barang-barang baru yang telah berhasil dibelinya. Dia sudah membeli seekor keledai yang dilengkapi dengan sadel kulit yang baru. Dia memarkir keledai barunya di samping gubuk barunya yang terdiri dari dua lantai. Dia juga membeli baju-baju indah dan bida makan mewah di kedai. Orang-orang di desa menyebutnya Mr.Bruno. Mereka selalu menyambutnya kalau dia mentraktir mereka minum-minum dibar dan ikut tertawa-tawa saat dia menceritakan lelucon-leluconnya.

0 komentar:

Posting Komentar

About

Blog Archive

Mengenai Saya

surabaya, jawatimur, Indonesia

Followers

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes